Wednesday, November 22, 2017

Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2017 Provinsi Yang Tidak Mengirim Pemuda Menjadi Peringatan

Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2017 lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan dengan JPI 2016. Diharapkan kualitas JPI 2018 lebih ditingkatkan lagi bahkan kalau bisa peserta JPI akan datang lebih di perbanyak lagi dari jumlah yang sekarang. Serta peserta yang tidak mengirim pemuda magang diharapkan menyusul untuk berlatih Tenun Songket Silungkang




Senin, 20 November 2017 malam kabut mulai menyelimuti kawasan Camping Ground Kandih Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Pengunjung mulai merapat ke panggung utama Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2017. Para peserta JPI bersiap-siap mencari posisi duduk masing-masing. Peserta telah memakai Galembong untuk Tari Kolosal Galembong Nusantara 2017 di ikuti 1000 Pemuda peserta. Kemudian peserta juga menciptakan lagu tentang Sawahlunto dan dinyanyikan bersama. 

Sembari menyebutkan yel-yel dan Slogan, JPI Sawahlunto Rancak Bana, di iringi bunyi gemuruh tapuak gelembong memeriahkan JPI 2017. Peserta tari Galembong Nusantara 2017 masuk dari berbagai sisi penonton sembari membentuk lingkaran raksasa. Galembong tersebut merupakan hadiah dan oleh-oleh dari Provinsi untuk peserta JPI. Kemudian, dihibur dengan Standup comedy dari peserta JPI dan dilanjutkan sengan penyerahan hadiah pemenang. 

Mulyadi Adnan, Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menyebutkan bahwa melalu berbagai kegiatan JPI, selalu dirancang oleh Pemerintah Kemenpora dan pemerintah daerah serta bekerja sama dengan Kabupaten/kota. 

"Pada JPI 2017 ini lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan dengan JPI 2016. Diharapkan kualitas JPI 2018 lebih ditingkatkan lagi bahkan kalau bisa peserta JPI akan datang lebih di perbanyak lagi dari jumlah yang sekarang," tuturnya. 

Menurutnya, hal ini akan terjadi apabila pemerintah pusat didukung oleh pemerintah daerah provinsi dan pemerintah Kabupaten/kota se Indonesia. JPI 2017 ini sebagai pijakan penuntun menuju JPI 2018, oleh karena sejumlah program baru pada JPI 2017 telah memberikan makna yang penting serta bermanfaat bagi peserta JPI, antara lain, Terintegrasinya 34 seni budaya yang berbeda dalam jiwa peserta JPI sehingga mampu memepertebal nasionalisme dan kebhinekaan. 

Kemudian, terjadinya pengalihan keterampilan Tenun Silungkang ke 31 provinsi sehingga JPI 2017 telah menghasilkan suatu out put yang sangat kongkrit. Keahlian tenun akan menjadi bekal modalitas dari para peserta JPI sebagai basis pengembangan ekonomi kreatif di daerah masing-masing. 

Mulyadi mempertanyakan kenapa hanya 31 provinsi yang ikut sementara negara Indonesia memiliki 34 Provinsi. Ada 3 Provinsi yang tidak mengirimkan Pemuda dari sebanyak pemuda yang ada di Provinsi yang diharapkan. Tetapi 3 Provinsi ini tidak mengirimkan dan tidak memberikan penjelasan. 

"Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat dan Kalimantan Selatan yang tidak mengirim pemuda menjadikan peringatan," tuturnya.  

Ia mengungkapkan bahwa pada JPI 2017 diadakan berbagai lomba, seperti lomba puisi yang dilaksanakan di makam Prof M Yamin sebagai salah satu konseptor Pancasila yang memiliki nilai strategis bagi pemuda millenial, bahwa ideologi Pancasila menjadi lebih penting bagi pemuda millenial sebagai pandangan hidup di era globalisasi. 

Selanjutnya, kegiatan Hasta Karya yang dilakukan oleh peserta JPI mendapatkan apresiasi karena Hasta Karya merupakan bentuk ekonomi kreatif dan langsung dipantau serta langsung di jual kepada masyarakat merupakan kegiatan yang harus dilanjutkan kedepan. 

"Nilai perlu menjadi syarat JPI 2018 lomba Hasta Karya ini bahwa minimal 1 atau 2 peserta JPI memiliki kemampuan membuat keterampilan ekonomi kreatif secara spontan di lokasi JPI," tambahnya. 

Ia melanjutkan bahwa, banyak kegiatan lainnya, prestasi peserta JPI 2017 antara lain Pemuda perlu olahraga. Olahraga perlu Pemuda. Maka, diadakan lomba senam poco-poco dan sangat baik hasilnya. Senam poco-poco tersebut memperebutkan Piala Kemenpora. Sedangkan juara favorit memperebutkan piala Ketua Penasehat Darma wanita Kemenpora. Lomba baca puisi memperebutkan piala Gubernur Sumbar. 

"Banyak lagi penilaian dalam pelaksanaan JPI 2017 ini. Bahwa Pemuda Indonesia yang punya potensi yang berani bersatu untuk terus ditingkatkan," paparnya. 

Kempora mengucapkan terima kasih pada pemerintah provinsi Sumatera Barat atau bersama-sama pemerintah daerah kota Sawahlunto menyelenggarakan JPI 2017 yang lebih baik dari JPI 2016. Sehingga, semua peserta sejak tanggal 14 November berangkat. Sedangkan satu orang peserta untuk magang menenun Songket Silungkang sejak tanggal 31 Oktober dan tanggal 1 November telah berada di Sawahlunto. 

"Tidak ada keluhan, pelayanan Pemerintah Kota Sawahlunto sangat memuaskan dan baik. Kita apresiasi pada pemerintah kota Sawahlunto dan pemerintah provinsi. Atas nama pemerintah pusat disampaikan salam kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan salam dari Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda mengucapkan banyak terima kasih," katanya. 

Harapan Kemenpora, lanjut dia, disampaikan pada acara Welcome Party dengan walikota Sawahlunto mohon rekomendasi JPI 2017 untuk pemerintahan pusat. 

"Saya merekomendasikan usul satu dari rekomendasi itu adalah Pemerintah Provinsi, pemerintah kabupaten/kota siap mendukung JPI 2018 dan seterusnya. Kalau pemerintah pusat 16 Pemuda maka Provinsi 5 Pemuda, Kabupaten/kota 5 Pemuda. Kita akan melihat Pemuda Indonesia yang kita rancang bersama. Kami dari pemerintah pusat, Kemenpora menyampaikan permohonan maaf dalam melaksanakan atau mendukung," ujarnya. 

Kemudian, lanjut dia, Program JPI terdapat kekurangan tentu Menteri menunggu rekomendasi penyelenggaraan JPI yang akan datang dari Provinsi dan pemerintah Kabupaten/kota. Kepada pemuda Indonesia peserta JPI diucapkan selamat jalan dan menjadi anak panah Pemuda Indonesia di Provinsinya masing-masing. Menjadi dukungan serta dorongan kepada pemuda di Provinsi masing-masing menginspirasi pemuda dan masyarakat di Provinsi masing-masing. Didoakan semua perjalanannya lancar sampai bertemu orang tua masing-masing. 

"Sebagai oleh-olehnya adalah alat Tenun Silungkang dimasing masing provinsi. Satu unit alat tenun termasuk yang tidak ikut magang Tenun juga disiapkan alatnya. Kemudian yang tidak ikut diharapkan kepada walikota Sawahlunto untuk menyusul magang kembali," katanya. 

Sementara itu, Ali Yusuf Walikota Sawahlunto menyampaikan apresiasi kepada alumni JPI ikut hadir di JPI kota Sawahlunto dengan dana pribadi. Kemudian warga Sawahlunto antusias terhadap kegiatan JPI karena memang warga Sawahlunto ingin rasanya dari Sabang sampai Meraoke berada di Sawahlunto mengenang seorang pahlawan nasional Prof M Yamin. 

"Prof M Yamin sejak tahun 1926 telah mempersatukan Pemuda dari Sabang sampai Meraoke putra-putrinya. "Selamat Pulang Kampung" kembali kepangkuan ibu pertiwi di Provinsi masing-masing serta 514 Kabupaten/kota se Indonesia, 70 ribu desa/kelurahan dan 7 ribu Kecamatan dari Sabang sampai Meraoke yang tersebar," katanya. 

Ia menyebutkan bahwa peserta JPI telah memperlihatkan kebolehannya tentang budaya bangsa dan inilah kebudayaan yang dimiliki di Indonesia berada di Sawahlunto. Pemerintah kota menghimbau dan mengajak apa yang didapatkan di Sawahlunto dengan belajar menenun mari ditumbuh kembangkan di daerah masing-masing. 

"Komitmen pemerintah kota untuk 31 daerah dan 31 orang yang diajarkan membuat Tenun Songket Silungkang. Maka beberapa pun produksinya nanti di daerah masing-masing kirim ke kota Sawahlunto akan dibeli sebagai garansi untuk Pemuda JPI," paparnya. 

Kemudian, lanjut dia, untuk memenuhi kebutuhan bahan songket akan dipenuhi agar peserta JPI bisa di produksi untuk dikembangkan di daerah masing-masing, serta memberikan pelantihan kepada yang lain untuk menenun maka peserta JPI bisa menjadi manajer sehingga mendatang pemasukan dan membuka lapangan pekerjaan itulah inovasi bagi pemuda bangsa. 

Diharapkan kepada peserta untuk mengirimkan air dan tanah di daerah masing-masing 5 mililiter yang dimanfaatkan nanti untuk memabangun monumen sebagai penanda seluruh pemuda Indonesia dari Sabang sampai Meraoke 34 Provinsi pernah berkumpul di Sawahlunto. 

"Kita akan membuat monumen sebagai penanda JPI 2017 di Camping Ground Kandih. Sebagai kenangan setiap apa yang telah di buat di Sawahlunto, maka harapan kami seluruh objek wisata yang ada di kota Sawahlunto untuk di publis melalui akun media sosial masing-masing sehingga kota Sawahlunto adalah bagian NKRI alat perekat bangsa. Kemudian, apresiasi pada peserta JPI yang telah membuat lirik lagu tentang Sawahlunto," ujarnya.

No comments:

Post a Comment