Usia tidak menghalangi Rista Bayes untuk selalu berkarya. Meskipun umur telah 50 tahun namun untuk bekarya tidak mengenal batas umur. Berkarya terus dan selalu mencoba dan terus mencoba. Seperti apa kisahnya?
Laporan : Julnadi Inderapura, Sawahlunto
Senin, 30 Oktober 2017 malam hujan baru saja reda. Lembabnya nan dingin diselimuti kabut awan di langit kota Sawahlunto pusaka. Orang-orang mulai berduyun melangkah menuju panggung konser lounching album ke dua Rista Bayes cover album "Sawahlunto Punyo Carito". Malam dibawah bias cahaya lampu kota yang redup di Lapangan Segitiga diiringi derap langkah kaki pengunjung diatas ubin taman.
Sesuara musik pun telah dilantunkan dari panggung menggema ke seluruh bukit-bukit yang runduk mengelilingi kota. Senin malam itu adalah malam yang sangat penting bagi penyanyi Rista Bayes artis Minang. Panggung lounching album 'Sawahlunto Punyo Carito' menjadi ajang reunian para artis Minang papan atas.
Kemudian artis pendukung dalam peluncuran album 'Sawahlunto Punyo Carito' hadir sebagai bintang tamu adalah artis Minang, dari Payakumbuh, Solok, Bukittinggi, Solok, dan Padangpanjang, seperti Upiak Isil, Malin Tirih, Androy, Cabiak dan Alex Chaniago.
Rista Bayes dengan nama lengkap Defrita Neli lahir di Desa Sikalang, 30 Oktober 1967 tentu menjadi sangat spesial karena peluncuran album ke duanya 'Sawahlunto Punyo Carito' bersamaan dengan ulang tahun ke 50. Lagu 'Sawahlunto Punyo Carito' merupakan lagu Hits siknal dalam album kedua Produksi Diva Studio.
Ada 10 judul lagu yang di lanunching dan fokus pada tema 'Sawahlunto Punyo Carito' album yang diproduseri oleh Bayes. Tiga dari 10 judul lagu tersebut merupakan karya cipa Rista Bayes, seperti 'Sawahlunto Punyo Carito', Hari Kedua Di Bulan Oktober, dan Kisah Cinto Di Ujuang Sanjo.
Bagi Rista Bayes lagu 'Sawahlunto Punyo Carito' dipersembahkan khusus untuk masyarakat Sawahlunto. Kemudian, lagu ini memperkenalkan Sawahlunto kepada masyarakat luar Sawahlunto melalui lagu. Sehingga melalui lagu Sawahlunto Punyo Carito dikenal banyak orang. Sebab, sumua cerita dan kenangan serta romantisme tentang Sawahlunto ada dalam album tersebut.
Selanjutnya, kumpulan lagu dalam album tersebut bertemakan himbauan dan promosi wisata untuk memperkenalkan Sawahlunto melalui lagu. Selain itu, kumpulan lagu dalam album tersebut juga menceritakan kisah percintaan dan romantis seperti lagu "Kisah Cinto di Ujuang Sanjo".
"Lagu ini menceritakan kisah seorang duda dan janda yang mabuk asmara serta saling mencintai satu sama lain. Namun percintaan dan hubungan keduanya tidak direstui oleh anak-anak mereka untuk melanjutkan kejenjang pernikahan. Selanjutnya, lagu "Hari Ke Dua di Bulan Oktober" merupakan ciptaan sendiri dalam album Rista Bayes 'Sawahlunto Punyo Carito'. Kemudian dilengkapi dengan mencipta lagu minanag seperti lagu ciptaan Edi Elmitos, Wawan CD, Bean Duska dan Syam Sambur," tutur ibu lima orang anak ini.
Ia mengaku kenapa baru saat ini terfikir menciptakan lagu dan melaounching lagu, karena sebelumnya masih ragu serta belum berani untuk tampil melounching album ini. Namun, setelah sampai ketangan produser menjadi lain, sehingga Bayes sebagai produser menyarankan untuk dijadikan album yang siap diedarkan di pasaran serta dapat dinikmati oleh masyarakat pecinta lagu minang.
"Setelah mendengar lagu ini kepada Bayes sebagai produsen, Bayes menyebutkan bahwa lagu ini bagus dan harus dijadikan sebuah album yang utuh dalam produksinya. Sehingga album "Sawahlunto Punyo Carito" bisa dinikmati oleh masyarakat," tambah wanita bekostum serba hitam bermotif pernak pernik ini.
Setelah proses produksi album selesai dan siap dilaunching, tamba dia, maka dengan lagu utama "Sawahlunto Punyo Carito" mendapat respon dari Walikota dan perantau yang ada di Malaysia serta Kalimantan. Maka dengan adanya album ini maka kerinduan dan taragak kampuang dapat terwakili melalui album ini. Sebab, album ini dapat mengingat kembali kenangan di Sawahlunto karena lagu tersebut bercerita tentang Sawahlunto. Selain itu, dalam album ini dapat menikmati pesona keindahan Alam Sawahlunto melalui video klip dalam album.
"Semua tema lagu dan video kilipnya adalah Sawahlunto lokasi syutingnya. Video klip lokasi syuting untuk mendukung produksi album ada di Sawahlunto, seperti Danau Biru, Puncak Cemara, Kota Tua, Museum Kereta Api, Lubang Mbah Suro, Pemandian Puti Water boom, Monumen dan Songket Silungkang menjadi bagian dalam album ini. Jadi kalau teringat kampung halaman bisa melihat saja di dalam album maka terlepaslah kangen dan kerinduannya terhadap Sawahlunto. Karena semua objek wisata Sawahlunto lengkap dalam album ini," jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa manajemen album ini siap-siap untuk produksi album yang ke tiga. Sebab, "Sawahlunto Punyo Carito" merupakan album kedua, setelah meluncurkan album yang pertama pada tahun 2004 dengan jendre musik triping house. Album pertama tersebut memang belum fokus karena merasa minder saja karena sudah tua dan masih banyak anak muda yang bekarya. Apalagi jendre musiknya triping karena ketika itu yang lagi hits adalah musik triping.
"Proses kreatif album 'Sawahlunto Punyo Carito' ini sampai saat peluncuran menghabiskan waktu dua bulan. Kemudian sejak awal proses hingga sampai peluncuran menghabiskan waktu selama empat bulan. Jadi, dari awal sampai menjadi album menghabisman waktu selama enam bulan. Kemudian album ini akan dipasarkan di Malaysia dan seluruh Indonesian. Untuk tahap awal ada sebanyak 6000 keping CD yang akan di pasarkan," ungkap nenek tiga orang cucu ini*
No comments:
Post a Comment