Monday, November 20, 2017

Jambore Pemuda Indonesia 2017 Menampilkan Tarian Daerah Adat Budaya Sebagai Perekat Bangsa

"Menjaga keutuhan bangsa yang besar maka harus mempertahankan budaya. Sebab, budaya adalah alat perekat bangsa. Keberagaman suku, adat budaya, ras dan agama terbungkus dalam Bhineka Tunggal Ika. Semangat pemuda menjaga keutuhan NKRI Harga Mati melalui Jambore Pemuda Indonesia 2017"


Kamis, 16 November 2017 sore setelah tergelincir matahari tengah hari orang-orang mulai memadati trotoar jalan lapangan segitiga. Paratamu undangan dan rombongan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia telah berada dipanggung membuka Kirab dan Pawai Budaya rangkaian kegiatan Jambore Pemuda Indonesia 2017. Ibu-ibu mengendong anak berdiri menyaksikan pawai budaya dari 34 Provinsi. Prosesi kirab  diawali dengan Marching Band dari SMP Negeri 3 Sawahlunto, dilanjutkan devile kontingen Provinsi Lampung dan ditutup oleh kontingen dari Provinsi Sumatera Barat. 

Usai beriringan Marching Band diikuti pawai budaya Provinsi Bali memakai pakaian tradisional dan memperagakan tarian khas Bali. Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia. Ibukota provinsinya ialah Kota Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah Pemeluk agama Hindu. Selain terdiri dari pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau pulau kecil disekitarnya, yaitu Pulau Nusa Peninda, pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan. 

Bali merupakan tujuan wisata terbesar di negara International dan Bali terkenal karena seni yang sangat berkembang, termasuk tarian tradisional, patung, lukisan, logam dan musik. Kemudian Bali adalah bagian dari Coral Triangle daerah dengan keanekaragaman hayati tertinggi dari spesies laut. Lebih dari 500 bangunan spesies terumbu karang dapat ditemukan disini. bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura. 

Tempat tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni yang terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun wisata tempat peristirahatan. 

Pesona Bumi Lampung, Provinsi terkenal dengan kain tipis ini memiliki kekayaan budaya dan potensi pariwisata yang sudah tidak diragukan lagi. Memiliki dua suku adat asli yaitu Adat Saibatin dan Pepadun, dengan ikon Mahkota Pengantin yang lebih dikenal dengan Siger. 

Salah satu wisata unggulan yang sudah mendunia adalah Gunung Anak Krakatau dan Pantai Tanjung Setia sebagi lokasi Surfing, selancar, ASEAN Game 2018. Oleh karena itu Lampung dikenal dengan The Treasure Of Sumatera. 

Selanjutnya penampilan Kontingen Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan provinsi yang terletak dikaki pulau Sulawesi. Provinsi ini terdiri dari atas 15 Kabupaten dan dua Kabupaten Kota Madya dimana kota Kendari sebagai ibu kotanya. 

Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Provinsi Sulawesi Selatan dengan kepercayaan nenek moyang yang luar biasa yang masih bertahan hingga saat ini, sebagai identitas masyarakat yang bahkan dikenal dunia seperti halnya Bissu. 

Bissu adalah orang suci. Dialah orang suci di sisi-sisi para raja dalam kerajaan. Cintanya hanya untuk dewa Sewanayya (Yang Maha Satu) sebagai pengawal untuk kebajikan manusia. Dalam syair Mammang Tori Langi (Doa Suci) mereka mengantarkan puji-pujian tentang kebaikan untuk Botting Langi atau Tori Langi (Orang Langit), Dunia Tengah dan Alekawa (Dunia Bawah) demi terciptanya Harmonisasi Alam Semesta. 

Provinsi yang berjuluk Bumi Anoa ini mengangkat tema Negeri Angin yang mana Layang-layang Kaghati Kolope sebagi Iconnya. Kaghati Kolope merupakan Layang-layang tertua di dunia yang terbuat dari Daun Ubi Hutan Kolope. Layang-layang tersebut terdapat di Kabupaten Muna. Semua kontingen yang hadir dari setiap provinsi memperlihatkan aneka ragam budaya masing-masing. Tampilan yang di sungguhkan mendapatkan apresiasi dari masyarakat. 

Berbeda pula dengan tampilan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan memberikan suasana baru yang berbeda. Provinsi Bangka Belitung merupakan Harmonisasi antara Melayu Cina yang hidup berdampingan di negeri serumpun Sebalai. Negeri ini dikenal dengan semboyan Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong, istilah ini menjadi cermin eratnya simbol Kebhinekaan di daerah Bangka Belitung. 

Negeri Laskar Pelangi juga dikenal dengan adat budaya gotongroyong yang biasanya diaplikasikan dengan sebutan Nganggung. Tradisi Nganggung biasanya dilaksanakan pada hari besar Islam dimana masyarakat bergotongroyong membawa Tudung Saji yang berisi makanan khas Bangka. Lalu, dimakan bersama sama di masjid atau balai desa. 

Adat budaya Cina juga di junjung tinggi dan biasanya dilaksanakan ditempat ibadah cina yang disebut Chiat Ngiat Pan, pelaksanaan ini dilakukan pada tanggal 15 bulan ke 7. Untuk menghiasi Kelenteng (Tempat Ibadah Cina) diramaikan unsur lapisan masyarakat. Maka semboyan Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong merupakan perpaduan Cina dan Melayu mereka bersatu, hidup rukun dalam perbedaan yang disatukan dengan Bhineka Tunggal Ika. 

Kemudian anak muda dari Provinsi Kalimantan Barat menampilkan pakaian tradisional dan tarian daerah. Provinsi Kalimantan Barat tersebut menjunjung tinggi prinsip dan semboyan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Prinsip inilah yang di junjung tinggi oleh masyarakat Kalimantan Barat untuk menjaga persatuan dan keutuha NKRI harga mati. Keberagaman bukan suatu permasalahan, namun keberagaman adalah hadiah Jubata (Tuhan) yang menjadj perekat persatuan. 

Tarian dan gerakan Tampak kaki diikuti dengan Tariu (Teriakan) yang diawali dengan Maskut berbusana baju Dayak, diikuti dengan pakaian Melayu Kalimantan Barat membuka kembali sejarah keberagaman dan keharmonisan suku, agama, dan ras di surga Ekor Borneo. 

Pawai Budaya dapat menjadi perhatian dan kagum penonton yang menyaksikan atraksi budaya dari setiap provinsi. Penonton berdesakan sembari mengabadikan pertunjukan pawai budaya dari kontingen dari 34 Provinsi. 

Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia menyebutkan bahwa melalui JPI ini, yang akan melaksanakan beberapa kegiatan di sini untuk memanfaatkan sebaik mungkin untuk menjalani persahabatan bagi para pemuda yang berbeda suku, agama, budaya dan sebagainya. Kemudian diminta pada seluruh peserta JPI dan masyarakat untuk mempublikasikan kegiatan JPI 2017 melalui media sosial, agar media sosial ini  dipenuhi  oleh informasi yang positif dan membangun. 

"Nanti saya akan megecek apakah kalian mempublikasikan melalui media sosial. Karena saya tidak ingin acara sebesar ini hanya formalitas semata, tapi harus ada makna baru bagi penguatan kebhinekaan dimana disaat yang bersama ada tantangan yang cukup luar biasa, radikalisme ada dimana-mana, orang-orang yang akan mencabik kebhinekaan tunggal ika dan sebagainya. Kalian sebagai pemuda yang harus menjaga hal-hal seperti itu, kalianlah yang menjaga  Pancasila sebagai lambang negara dan NKRI," ujarnya. 

No comments:

Post a Comment