Thursday, November 23, 2017

Tour De Singkarak 2017 etape 2 Dimeriahkan Hiburan KIM dan Artis Minang

"Main Kesenian Irama Minang (KIM) tidak hanya mendegarkan musik semata, namun juga mengajarkan ketelitian dalam mendengar, menyimak dan kehati-hatian. Disamping mendapatkan hadiah juga dilatih untuk teliti mendengarkan angka yang keluar diselipkan dalam lagu dan membutuhkan kecerdasan" 


Minggu, 19 November 2017 malam langit kota Sawahlunto tampak cerah. Para pengunjung memadati taman Lapangan Segitiga menyaksikan hiburan rakyat penutupan Tour de Singkarak 2017. Balap sepeda Internasional tersebut star dimulai Pantai Carocok Painan Kabupaten Pesisir Selatan dan Finish di Lapangan Segitiga Sawahlunto. Tour de Singkarak 2017 Stage II Pesisir Selatan-Sawahlunto menempuh jarak 155,9 kilometer sebagai Host Finish etape 2 diisi huburan rakyat dengan bermain Kesenian Irama Minang (KIM). 

Panggung yang memiliki konsep sederhana memiliki kharismatik tersendiri. Ikon kota dengan tulisan warnani 'Sawahlunto Pusaka' menjadi background tersendiri menghiasi panggung malam hiburan rakyat. Malam penutupan Host Finish dimeriahkan bintang tamu artis Minang papan atas Mak Lepoh dan Ajo Latuik. Panggung menjadi kocak dan meriah duet kedua artis dengan cerita lucu mengisi malam hiburan.  

Kesenian Irama Minang (KIM) merupakan salah satu jenis pertunjukan hiburan Minangkabau. Permainan KIM tersebut kerap digelar untuk memeriahkan suatu acara seperti pesta pernikahan, reuni dan lain sebagainya, termasuk hiburan rakyat penutupan Tour de Singkarak 2017 menutup etape 2 dilapangan Segitiga Sawahlunto. 

Sesuai dengan namanya, Kesenian Irama Minang (KIM), permainan tersebut dimainkan dengan diiringi dendang berbagai tembang lagu. Lagu yang didendangkan kebanyakan gamat, Lagu Minang dan Melayu. Permainan tersebut di pandu oleh satu orang yang bertugas mengambil nomor dalam wadah yang telah disediakan sambil mendendangkan lagu. Setiap nomor yang diambil akan diumumkan dengan cara menyelipkan pada setiap tembang atau pantun yang didendangkan.

Kemudian, setiap pemain (Pengunjung) dibekali dengan beberapa helai kupon kertas (biasanya lima helai) aneka warna yang berisi angka-angka dimulai dari angka 1 sampai dengan angka 90. Angka tersebut tidak beraturan urutannya dan bilangannya. Angka dalam kupon tersebut terdiri dari empat baris dalam kolom atau kotak. Kemudian setiap baris terdiri dari angka-angka yang telah di acak dan tidak beraturan. 

Maka, pemendang atau penyanyi akan mendedangkan lagu atau syair sembari menyebutkan angka yang keluar. Setiap angka yang keluar dalam setiap dendang mesti dicoret atau diberi tanda (Silang, Ceklis dan dilingkari) dengan pena atau spidol di kertas tersebut. Kertas tersebut berisi sembilan kolom dan beberapa baris, hanya lima yang diisi dengan angka pada kolom. Sebagian kolom tidak di isi dengan angka-angka. 

Apabila pada kertas tersebut sesuai dengan angka yang keluar (disebutkan dalam nyanyian atau lagu) maka angka tersebut mesti dicoret. Selanjutnya, apabila telah empat angka berderet dalam kolom tersebut yang dicoret maka namanya coki. Sedangkan apabila kelima angka tersebut berhasil dicoret sesuai dengan angka yang ada dalam kolom pada kupon pemain maka, angka tersebut keluar sebagai pemenang. Pemain atau pemilik kupon berhak mendapat hadiah yang telah disediakan penyelenggara acara.

Hadiahnya pun beragam, mulai dari yang paling murah harganya bahkan ada pula termahal harganya. Hadiah tersebut tergantung sebesar apa kemampuan yang punya acara mampu menyediakan hadiah. Bahkan bagi sebagian yang mampu ada pula menyediakan sepeda motor dan barang berharga lainnya sebagai hadiah utama. 

Desi, 35, pengunjung datang menyaksikan kegiatan tersebut mendapat kupon dan ikut serta bermain KIM. Dirinya mengaku dari lima lembar kertas yang telah di ikuti namun tidak mendapatkan hadiah apa pun. Nasib belum beruntung karena tidak satu pun hadiah yang di dapat dari lima lembar kupon di tangan. 

"Saya tadi pernah coki dua kali dengan angka yang keluar dalam satu baris di empat kolom angka. Namun, ada yang lebih duluan coki di bandingkan saya. Ketika saya coki, tetapi pemin (Pengunjung) sudah ada yang masuk sebagai pemenang," katanya. 

Ia mengaku senang dengan hiburan rakyat untuk penutupan TDS 2017. Sebab permainan KIM tersebut merupakan permainan Minang dan harus dipertahankan keberadaannya serta menjaganya dengan baik. Permainan tersebut hanya semata sebagai penghibur untuk memeriahkan acara.

"KIM budaya kita, harus dipertahankan. Hiburan yang berhadiah. Sembari menikmati alunan musik dan dendang kita mendapatkan hadiah sesuai dengan jenis hadiah yang disediakan oleh penyelenggara," akunya. 

Senada disampaikan, Iwas, 40, menyebutkan bahwa main KIM mempunyai daya tarik tersendiri bago penikmatnya. Sebab, main KIM dapat mengikat penonton untuk tetap bertahan. Sebab, penonton bersabar menunggu angka-angka yang keluar disampaikan oleh pendendang dan di cocokkan dengan kupon yang dimiliki. 

"Main KIM menjadi tantangan tersendiri. Main KIM ini sungguh menarik dan harus tetap ada dan dipertahankan sampai kapan pun. Sebab, main KIM adalah mengajarkan kita untuk bersabar dan kehati-hatian serta ketelitian dalam melihat, mendengar dan melingkari nomor yang keluar. Permainan tersebut kaya makna dan melatih kecepatan dan ketepatan kita agar kupon yang dimiliki tidak hangus. Main KIM untuk mengisi malam penutupan Tour de Singkarak 2017. Kemudian di hibur oleh artis Minang yang kocak selang seling dengan permainan KIM," tuturnya.

Sementara itu, Syukri, Kasi Ekonomi Kreatif dan Kegiatan Kepariwisataan, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sawahlunto mengatakan bahwa Main KIM sebagai hiburan rakyat dalam rangka memeriahkan kegiatan Tour de singkarak 2017. Ada sebanyak 3000 kupon KIM di siapkan dan di sebarkan ke pada seluruh masyarakat yang di Sawahlunto untuk ikut main KIM. 

"Kita menyiapkan hadiah utama dalam permainan KIM sebuah kulkas dan hadiah lainnya perangkat elektronik rumah tangga. Hadiah hiburan main KIM telah dianggarkan dalam penyelenggaraan Tour de Singkarak 2017. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memeriahkan TDS dan promosi kota," katanya*




No comments:

Post a Comment