Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2017 akan dilaksanakan pada 15-22 November 2017 di Camping Ground Kandih Kota Sawahlunto. Kegiatan tersebut dihadiri 34 Provinsi se Indonesia diikuti oleh 1500 orang peserta. Kegiatan JPI tersebut akan dibuka secara langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sebelumnya pelaksanaan Jambore dilaksanakan ikuti 31 orang perwakilan peserta dari Provinsi se Indonesia di mulai pada 1-15 November 2017 mengikuti pelatihan Tenun Songket Silungkang.
"Hingga saat ini konfirmasi yang diterima dari Menteri Pemuda dan Olahraga mengatakan kesiapan untuk hadir membuka secara resmi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2017. Namun ada perubahan agenda bahwa direncanakan Menteri Pemuda dan Olahraga tidak jadi menginap di Sawahlunto. Sehingga pada Kamis, 16 November 2017 setelah pembukaan JPI Menteri Pemuda dan Olahraga bertolak ke Jakarta," ujar Ali Yusuf Walikota Sawahlunto kepada Penulis, Selasa, 14 November 2017.
Ia mengatakan bahwa persiapan lapangan JPI sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat melalui Provinsi maka Sawahlunto menjadi tuan rumah. Sebagai tuan rumah yang baik tentu ada multiplayer effect bagi masyarakat Sawahlunto dengan adanya JPI. Sehingga penyelenggaraan JPI harus ada inovasi baru kepada generasi muda Indonesia. Sehingga 31 orang untusan provinsi dapat mengikuti pelatihan membuat Tenun Songket Silungkang.
"Dari 34 Provinsi se-Indonesia hanya 31 provinsi yang mengikuti pelatihan Tenun Songket Silungkang. Tiga provinsi yang tidak hadir tersebut termasuk Papua yang tidak ikut pelatihan menenun dimulai pada tanggal 1 November kemarin, karena jarak yang jauh. Kemudian tidak dapat tiket pada tangga 1 tersebut dan berencana untuk masuk pada tanggal 3 November," katanya.
Namun berdasarkan pertimbangan, lanjut dia, keterlambatan tersebut akan membuat jauh ketinggalan dari peserta yang lain, apa yang diajarkan oleh instruktur Songket Silungkang. Meskipun pada pelatihan Songket Silungkang tidak datang tetapi pada JPI 2017 akan hadir ke 34 Provinsi se-Indonesia. Tentunya harapan anak muda peserta JPI dari masing provinsi, maka Sawahlunto siap membeli produk Songket yang telah dibuat tersebut.
"Maka, melalui JPI apa yang telah diprogramkan tersebut saat ini sedang berjalan berdasarkan hasil pantauan songket yang dibuat sangat baik dan bagus, berdasarkan laporan dari instruktur hasil karya Tenun Songket Silungkang peserta JPI tidak mengecewakan. Apa yang menjadi inovasi di JPI 2017 di kota Sawahlunto untuk bangsa dan negara. Sebab, Songket Silungkang merupakan budaya bangsa dan alat perekat bangsa itu sendiri adalah budaya," tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa kesiapan teknis lapangan berdasarkan keterangan dari Mulyadi yang membidangi Pertangguangjawaban Pelaksanaan Jambore Pemuda Indonesia 2017 menyebutkan bahwa pada Minggu, 12 November 2017 lalu persiapan lapangan telah berjalan 75 persen dan bisa terlaksana. Kemudian tinggal lagi persiapan teknis dan bisa dikerjakan dalam dua hari termasuk sound sistem.
"Maka, pada hari ini akan di cek kelapangan kesiapan penyelenggaraan JPI 2017 di Camping Ground Kandih. Sebab kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Kementrian melalui Gubernur sehingga Sawahlunto menjadi tuan rumah penyelenggaraan JPI 2017. Kegiatan JPI tersebut diharapkan menjadi ajang promosi Sawahlunto terutama Songket Silungkang di 34 Provinsi se-Indonesia," tambahnya.
Ali Yusuf menyebutkan bahwa hasil karya Tenun Songket Silungkang yang dibuat oleh peserta perwakilan dari provinsi sangat bagus. Karena saat syarat untusan perwakilan Provinsi yang telah ditetapkan adalah mengutus pemuda yang suka dan hobi tata busana serta jahit menjahit. Kriteria yang diminta tersebut terpenuhi sehingga proses menenun Songket sangat cepat dan bisa di kerjakan dengan baik.
"Maka, melalui pelatihan menenun tersebut diharapkan 40 parsen saja peserta yang bisa menenun hal ini sudah sangat luar biasa hasilnya. Sehingga kegiatan menenun Songket terus berkesinambungan dan menjadi pencetus di daerah masing-masing hingga menjadi manejer. Hal inilah yang diharapkan nantinya berdasarkan iven songket dapat tumbuh dan berkembang di daerah masing masing serta menjadi peluang usaha," katanya.
Ia mengaku Kegiatan pelatihan menenun Songket melalui JPI merupakan salah satu bentuk promosi Songket Silungkang. Ketika Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berencana untuk membuat asosiasi bagaimana songket dapat dikenali banyak orang di 34 Provinsi se-Indonesia. Namun pemerintah telah pelaksanaan Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) pertama dan dinyatakan Sawahlunto telah maju.
"Kedepan jika nantinya songket ini tidak bernama Songket Silungkang di masing-masing daerah atau provinsi tidak masalah. Namun yang terpenting adalah bagaimana songket ini berada di tingkat nasional dan tidak hanya batik saja, sebab hari ini kita terpaku pada batik. Maka diharapkan 2/3 dari 34 Provinsi se-Indonesia ada Tenunnya. Tinggal mempersingkat mata rantai bahan baku Songket yang selama ini didapatkan dari India dan China," katanya.
Ia mengaku, andai kata seluruh provinsi di Indonesia sudah mengembangkan songket dan bahan baku Tenun tersebut sudah masuk pada ranah Indonesia yang mudah di dapatkan, Sehingga 514 Kabupaten/kota se-Indonesia telah mengembangkan Tenun setelah mendapatkan pelatihan melalui instruktur Sawahlunto.
"Bisa saja 2/3 Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia melaksanakan songket ini, maka ivestor India dan Cina bisa masuk ke daerah penghasil songket. Terutama untuk penyediaan benang sehingga bahan baku songket mudah didapatkan harga relatif murah dan produksi songket akan meningkat," tambahnya.
No comments:
Post a Comment